Tuesday, May 09, 2006

Poskup 080506

Warga Poma diduga makan daging sapi antrax

Maumere, PK
Warga Dusun Retegili, Desa Poma, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka yang melaksanakan kerja bakti di dusun itu diduga makan (konsumsi) daging seekor sapi dari empat ekor sapi yang terkena penyakit antrax. Empat ekor sapi tersebut mati mendadak dengan gejala menyerupai sakit antrax.
Bupati Sikka, Drs. Alex Longginus, didampingi Sekab Sikka, Drs. Sosimus Mitang, Kadis Kesehatan dr. Wera Damianus dan Kadis Pertanian Sikka, Markus Meo, mengatakan hal ini di ruang kerja bupati, Sabtu (6/5).
"Kejadian terjadi tanggal 4 Mei namun kami baru terima laporan kasus itu. Pasalnya, dusun itu sulit dijangkau kendaraan. Untuk sampai dusun itu harus berjalan kaki. Saat ini tim sedang turun ke dusun itu," tegasnya.
Sementara Markus Meo menambahkan, empat sapi yang mati mendadak memiliki ciri seperti sapi yang mati akibat antrax. "Kuman antrax kalau masih hidup dalam kapsul bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Karena itu, harus dibakar lalu dikuburkan bangkai sapi. Sisa darah yang tercecer bisa sebagai medium bagi kuman antrax untuk kembali hidup dan menimbulkan penyakit bagi ternak lainnya," jelasnya sambil menambahkan di Kabupaten Sikka pernah terjadi serangan antrax sekitar tahun 1970-an.
Dia mengaku, petugas sudah peringatkan berulangkali kepada masyarakat agar hewan yang mati secara mendadak dagingnya tidak boleh dimakan manusia. "Tapi dari empat ekor sapi yang mati mendadak, satu ekor dagingnya dikonumsi warga yang makan secara bersama-sama saat ikut kerja bakti di dusun itu," ujarnya.
Untuk mengantisipasi meluasnya antrax, kata Meo, pihaknya telah menugaskan, drh. Martha dan drh. Joko, bersama empat petugas ke lokasi pada hari Sabtu (6/5) pagi, "Mereka ke sana untuk mengambil sampel daging sapi yang mati dan memblokir lalulintas ternak di dusun itu serta dua desa tetangga karena antrax menular ke luar melalui fases, dan bisa bertahan cukup lama di luar. Apalagi jika ada ternak yang makan rumput. Sampel daging akan diperiksa di laboratorium dan jika benar kena antrax maka ternak di wilayah sekitar harus divaksinasi," jelas Meo.
Dokter Wera Daminus mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim dari puskesmas untuk mendata warga yang mengkonsumi daging sapi yang diduga terkena penyakit antrax.
Bupat Alex Longginus minta pemilik ternak yang ternaknya mati akibat terkena antrax agar memiliki hati yang jujur untuk tidak menjual ternak atau daging ternaknya karena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. (ira)

No comments: