Friday, April 07, 2006

Poskup 070406

"Kita bertemu di Ende...."
MANUSIA boleh merenca-nakan, namun Tuhan jualah yang menentukan. Itu mungkin kata-kata yang pas untuk melukiskan perasaan hati seorang Uskup Maumere, Mgr. Vincent Sensi Potokota, Pr.
Hari Kamis (6/4), semesti-nya menjadi hari bahagia bagi Mgr. Sensi untuk kem-bali bertemu dengan Uskup Agung Ende, Mgr. Abdon Longinus da Cunha, Pr, se-telah sekitar dua bulan lebih berpisah. Janji untuk berte-mu pun telah diikrarkan oleh keduanya. "Saya pulang hari Kamis (6/4), kita bertemu di Ende," kata Uskup Sensi kepada Pos Kupang, kemarin, menirukan ucapan Mgr. Longinus kepadanya. Berbe-kal janji tersebut, Mgr. Sensi meninggalkan Maumere menuju Ende hari Rabu (5/4) guna bertemu Mgr. Longinus.
Warga Keuskupan Agung Ende yang telah ditinggal-kan sang gembalanya sekitar dua bulan berharap cemas agar sang gembala segera pulang guna berkumpul bersama domba-dombanya. Penantian itu membawa angin segar ketika diperoleh kabar bahwa Uskup Longinus telah tiba di Jakarta dari Roma, 1 April lalu dan menurut rencana kembali ke Ende, Kamis, 6 April 2006.
Uskup Longinus benar-benar menepati janjinya untuk pulang ke Ende pada hari Kamis (6/4), namun tidak dalam wujud seorang gembala yang gagah perkasa, tetapi berupa kabar yang menyedihkan, kematian.
Kepergian Uskup Longinus meninggalkan kesedihan mendalam bagi Uskup Sensi karena pada tanggal 23 April mendatang, ia ditahbiskan Uskup Longinus menjadi Uskup Maumere. "Saya harus mencari uskup baru, namun saya belum tahu siapa karena saat ini saya sedang memikirkan kematian beliau," kata Mgr. Sensi dengan mata berkaca-kaca menahan haru.
Bagi sebagian orang, kematian mungkin hal yang menakutkan, namun tidak bagi Uskup Longinus. Sebab, sebelum berangkat ke Roma guna mengikuti seminar para uskup, beliau sempat mengatakan, "Kepergiannya kali ini mungkin untuk selamanya." Dan, jika kemungkinan itu terjadi, Uskup Longinus meminta agar dikuburkan di depan gereja lama Paroki Ndona.
"Beliau memang sempat meminta agar halaman depan bekas Gereja Paroki Ndona dijadikan kuburan untuk para imam projo. Dan, beliau minta agar dia yang pertama dikuburkan di situ," kata Romo Siprianus Sadipun kepada Pos Kupang, kemarin, sambil menunjuk sebidang tanah di depan bekas Gereja Paroki Ndona. Dan, benar, almarhum dimakamkan di depan bekas Gereja Paroki Ndona, Senin (10/4). (rom)

No comments: